Tuesday 5 February 2013

Tentang (Pola) Pergaulan

Semua orang tahu, bahwa pergaulan dapat menentukan masa depan seseorang. Tapi sayangnya tak semua orang menyadarinya..

Saat saya masih kanak-kanak, saya merasa kerap sekali ditanamkan nilai-nilai untuk tidak pilih-pilih dalam berteman, akan tetapi semakin kesini saya justru merasa nilai-nilai itu bergeser dan kita diminta berteman dengan orang-orang tertentu saja untuk menghindari yang orang katakan sebagai salah pergaulan.

Melihat berita akhir-akhir ini, mengenai artis dan anak pejabat yang mengkonsumsi salah satu obat-obatan yang digolongkan sebagai narkotika. Juga mengenai anak pejabat yang terlibat kecelakaan karena kabarnya menyetir saat masih dalam pengaruh minuman beralkohol. Juga mengenai sex bebas yang dilakukan beberapa artis.

Saya kembali bertanya-tanya, sebenarnya mengapa minuman beralkohol dilegalkan penggunaannya di Indonesia sementara penggunaan cannabis sativa tidaklah legal, walaupun penggunaan minuman beralkohol juga terbatas pada tempat-tempat tertentu. Kesannya pihak yang berwenang mengambil keputusan secara setengah-setengah, nanggung. Maaf saya hanya menyoroti hal ini secara sepihak dari satu sisi, saya paham pasti ada banyak pertimbangan dalam memutuskan hal ini. Seperti masalah politik –mungkin saja Aceh akan merdeka apabila cannabis sativa dilegalkan di Indonesia, dan tak lupa kaitannya dari segi kesehatan dan juga agama. Selalu controversial.

Mungkin karena saya pernah memiliki teman yang cukup dekat yang pernah mengkonsumsi kedua hal tersebut , sehingga membuat saya sedikit terbiasa dan lupa bahwa dalam budaya masyarakat kita, masyarakat timur, hal ini masih tergolong amoral dan dianggap tabu.

Lantas, apakah sekarang saya termasuk salah pergaulan? Toh saya tidak ikut terjerumus menggunakan barang-barang tersebut. Dan mengingat prinsip yang sering ditekankan saat saya menerima penyuluhan mengenai HIV dan AIDS, “Jangan jauhi orangnya, jauhi virusnya”

Slogan ini membuat saya mau tak mau berpikir bahwa tidak sepantasnya saya justru menjauhi seseorang  karena dia adalah pemakai. Yang harus saya jauhi kan barang-barang haramnya, bukan konsumennya. Saya tidak sedang berbicara hal ini dari segi agama, dimana tak ada celah untuk menghindar. Toh saya juga selalu berusaha menarik keluar teman saya dari jerat itu.

Nah, pada intinya saya hanya ingin menyampaikan bahwa semuanya kembali kepada diri kita sendiri. Menurut saya tak ada yang namanya salah pergaulan, yang ada hanyalah  ketidakmampuan memproteksi diri. Tak masalah berkawan dengan siapa saja asalkan kita bisa menjaga diri –menyerap yang baik, menyaring yang kurang baik, dan siapa tahu justru kita dapat memperbaiki orang lain :)


No comments:

Post a Comment