Tuesday 2 September 2014

Happy Birthday!

Saya tidak pernah terlalu mengapresiasi hari ulang tahun,
selain hanya merayakan dengan refleksi diri dan membuat daftar resolusi baru. 
 
Karena saya selalu mendapatkan kado –atau yang saya anggap sebagai kado ulang tahun, yang selalu indah.
 
Tahun 2011, ulang tahun ke- 18. Saya diterima di UGM, salah satu universitas paling bergengsi di negeri ini, dengan jurusan yang sesuai dengan passion saya. Urban and Regional Planning! Tidak ada kado lain yang saya harapkan selain tiket menuju masa depan yang lebih baik, right?

Tahun 2012, ulang tahun ke-19. Pertengahan tahun itu saya berkesempatan untuk jalan-jalan ke Nusa Tenggara Barat dalam sebuah ekspedisi bersama teman-teman satubumi, melihat tempat-tempat paling amazing yang pernah saya kunjungi. Tambora-Pulau Moyo-Pulau Satonda-Pulau Lombok. Selengkapnya bisa dibaca disini.

Tahun 2013, ulang tahun ke-20. Pertengahan tahun itu saya juga berkesempatan menginjakkan kaki di Bangkok, Thailand dalam sebuah Kuliah Kerja Perencanaan bersama teman-teman jurusan. Cerita tentang Bangkok, bisa dibaca disini.

Tahun 2014, ulang tahun ke-21. Pertengahan tahun ini saya tidak hanya berkesempatan merasakan kehidupan di perbatasan Indonesia selama kurang lebih 2 bulan dalam kegiatan KKN, saya juga menemukan keluarga baru, lingkaran baru yang begitu solid. Postingan cerita tentang KKN menyusul ya. Terimakasih Tuhan, salah satu kado ulang tahun terindah dalam hidupku :)
 
Dan ditengah lingkaran baru saya itu, yang tahu tanggal lahir saya dari fotokopi KTP yang dikumpulkan untuk membeli tiket kapal, mau repot-repot menceburkan saya ke laut, memberikan surprise dan juga ritual sederhana tiup lilin, kemudian satu persatu bergiliran memberikan doa secara personal diiringi tepuk satu jari, sebelum akhirnya minta ditraktir. Hahaha. Anyway, terimakasih banyak guys :)
 
 
Ini nih si tangan-tangan nakal

Terlalu banyak hal yang semestinya saya syukuri dalam hidup. Mungkin bagi orang lain kedengarannya biasa saja, tapi melihat perjalanan saya mendapat semua ini, dan memandang dari sudut pandang tertentu, rasanya sungguh berbeda. Saya memiliki rumah dimana kapanpun saya selalu bisa pulang, kendaraan bermotor yang mendukung mobilitas saya, keluarga yang selalu percaya dan memberikan dukungan pada apapun yang saya pilih, berbagai pengalaman dan kesempatan bersama teman-teman di lingkaran saya, dan juga berbagai fasilitas pendukung yang bersifat materi. Serta komponen penting yang sering kali terlupakan dan baru terasa ketika kita kehilangan: kesehatan, dan juga teman baik. Mungkin saya akan menjabarkan paragraf satu ini dalam sebuah postingan lagi.

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan? –QS. Ar Rahman: 13