Monday 1 August 2016

Di Balik Awal yang Baik

Ini merupakan awal bulan sekaligus awal pekan yang menyenangkan. Setelah sekian lama tidak kembali ke Bantul, hari ini saya memutuskan kembali ke Dinas PU Bantul untuk meminjam dokumen RDTR. Siapa sangka ternyata saya justru mendapatkan shp file nya juga. Just for your information, instansi biasanya pelit urusan yang satu ini. Mahasiswa yang se-major sama saya pasti udah pengalaman banget lah ya, jadi korban ribetnya birokrasi di negeri ini. Dari mulai ditolak dinas dengan berbagai alasan, diputer-puterin dari satu dinas ke dinas yang lain, sampai di php in masalah data. Intinya mencari data sekunder di instansi pemerintah, kalau anda sedang tidak beruntung, ribetnya bisa luar biasa. Tapi tidak dengan hari ini, sepertinya saya sedang beruntung. Thanks God, for this nice first day on August.

Saya bahkan beranggapan untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan, terkadang kita perlu melakukan semacam 'merayu'. OMG, don't call me bitch because of this crazy opinion. Yang saya maksud merayu disini adalah dengan berdandan dengan tak cukup sekedar rapi tapi juga menarik. Menggunakan baju yang memang kita tampak bagus mengenakan itu, mengusahakan matching dari atas sampai bawah. Atau bila perlu menggunakan sedikit sentuhan make up seperti bedak, eyeliner, lipstik menurut saya sudah cukup. But, it's work. Mungkin kalau saya tidak berjilbab, sekalian aja buka satu atau dua kancing kemeja bagian atas. Ini bukan bermaksud nakal atau menggoda, hanya demi mendapatkan data dengan mulus dan cepat aja. Prinsip ini tidak hanya berlaku untuk lawan jenis saja, toh semua orang baik perempuan ataupun laki-laki menilai seseorang pertama kali dari tampilan fisiknya.

Penampilan itu segalanya, minimal first impression kita harus bagus. Peduli amat sama impression ke sekian yang terus bakal berkembang seiring semakin seringnya interaksi dilakukan.

Mungkin ini bisa dianalogikan seperti IPK. Ada yang bilang IPK tinggi itu bukan segalanya, yang penting softskill kita. Tapi sebenarnya IPK bagus itu kan tiketnya. Tanpa IPK bagus, meskipun softskill kita bagus tetap saja kita tidak bisa diterima di perusahaan x, misalnya. Menurut saya begitu juga dengan penampilan fisik, fisik menarik itu bukan segalanya, tapi itu tiket. Tak heran semua teman-teman saya mendadak jadi cantik, dan semakin banyak klinik perawatan kecantikan bertebaran disana sini. Mungkin tuntutan cantik di lingkungan dewasa ini semakin meningkat.

Bahkan seorang teman laki-laki pernah secara lugas mengatakan bahwa dia pasti akan menuntut kecantikan dari istrinya siapapun itu nanti.

Cantik? Itu kan relatif. Dan lagi, ada yang lebih penting dari kulit yaitu isinya. Percuma cantik kalau gak punya inner beauty, percuma cantik kalau kelakuan minus, percuma cantik kalau gak diimbangi sama kecerdasan. So, jangan cuma sibuk mempercantik fisik, jangan lupa percantik attitude juga. Satu kertas tempelan di cermin saya yang tiba-tiba terlintas ketika menulis ini, bahkan dalam islam arti dari doa ketika bercermin adalah: ya Allah, sebagaimana Engkau berikan aku rupa yang baik, maka jadikanlah padaku akhlak yang baik.

Di luar itu semua, di luar tuntutan tampil cantik, saya tidak berniat berusaha memikat siapapun. Bukan begitu seharusnya perempuan bersikap? Bukan begitu tujuan adanya hijab?

Demikian, saya berharap skripsi yang penuh drama dan air mata ini segera terselesaikan. Kapan-kapan saya kisahkan drama penuh air mata itu, tapi tidak sekarang. Selamat malam!