Monday 6 February 2017

Be Creative!

Ada begitu banyak orang yang akhir-akhir ini menginspirasi saya, membuat saya kagum dan ingin menjadi seperti mereka. 

Dari awal saya suka membaca buku, saya tidak pernah tertarik apalagi menyukai buku bergenre motivasi/psikologi/self-help. Saya yang dari dulu suka membuat teori-teori sendiri berdasarkan pengematan sehari-hari, merasa buku-buku motivasi/psikologi/self-help itu sok tau dan sok menggurui. Well meskipun teori-teori yang saya buat tentunya lebih sok tau lagi, tapi saya lebih merasa puas karena saya mendapatkannya berdasar pengamatan sendiri. 

Walaupun saya paham sepenuhnya bahwa buku-buku motivasi/psikologi/self-help yang masuk percetakan ternama tentunya bisa dipertanggungjawabkan dan sudah melalui uji tertentu dengan literatur-literatur ilmiah. Namun tetap saja saya masih cenderung defensif terhadap genre buku satu itu.

Sampai saya menemukan bukunya Yoris Sebastian yg I('M)possible. Buku ini tergolong ringan dibaca tapi dengan isi yang sangat berbobot, menurut saya. Lalu belum lama ini saya penasaran dengan buku BacaKilat for Students, lalu membacanya hingga akhir. Saat ini saya sedang membaca bukunya Yoris Sebastian yang Oh My Goodness, buku pintar seorang creative junkies. Baru membaca bab Acknowlegments, saya sudah terheran-heran dengan penjelasan mengenai kesalahan judul dalam bahasa inggris yang seharusnya adalah creative junkie. Dan itu merupakan kesengajaan dari penulis, maka bila ada yang ikut-ikutan menggunakan istilah creative junkies maka dia ikut-ikutan keliru.

Belum lama ini saya main ke acara bernama Selamat Pagi yang diadakan yayasan Kampung Halaman setiap beberapa bulan sekali di Minggu pagi. Saya senang mendatangi acara ini karena jujur saya merasa takjub pada sebuah acara yang diadakan di tepi Sungai Kelanduan di Mlati, Sleman yang mana dihadiri oleh beragam orang dengan beragam style, dengan bintang tamu yang seringkali asing namun selalu menarik, juga lapak-lapak yang tak biasa.

Salah seorang yang menarik perhatian saya adalah mbak-mbak yang mengenakan sepatu converse dengan warna berbeda, yang satu pink muda dan satunya biru muda. Sekilas tidak terlalu terlihat karena model sepatunya sama dan warnanya cocok. Entah memang si mbak tersebut membeli sepatu yang kanan kiri warnanya beda ala Joger nya Bali, atau dia memang sengaja membeli dua sepatu sejenis untuk di mix. Yang jelas, saya merasa orang kreatif ada dimana-mana. 

Lalu beberapa waktu yang lalu, adek saya yang masih SMA bercerita perihal dua seragam OSISnya yang harus dipakai empat hari dalam seminggu. Sebenarnya ini normal, tapi adek saya itu tipikal yang selalu pulang sore sehingga bagaimanapun seragamnya harus dicuci setiap hari. Jadi permasalahan muncul ketika hari sebelumnya lupa nyuci atau karena cuaca yang terus menerus hujan menyebabkan seragamnya belum kering. Suatu hari dia menunjukkan seragam osisnya yang ber-badge warna coklat pudar dan bercerita bahwa sebenarnya itu seragam SMPnya. Awalnya saya merasa itu normal, seragam SMP yang masih bagus bisa aja dipake lagi cuma tinggal diganti badge. Tapi ternyata itu tetep badge OSIS SMP, yang dia warnai pake spidol. Rupanya seragamnya lagi-lagi belum kering dan kalau ganti badge dulu, bisa-bisa dia terlambat sekolah yang hari itu masuk jam setengah 7. Apakah temen-temennya sadar? Dia justru cerita-cerita ke temen-temennya dan bangga sebagai ketua OSIS yang melakukan sedikit kreasi pada seragamnya. Terserah kamu deh dek..

Well ya, ini memang tulisan lama yang mengendap di notes google keep saya. Ada beberapa tulisan random yang belum saya publish karena niatnya mau ditambahin tapi malah kelupaan hingga membusuk. Akhirnya saya putuskan tulisan setengah jadi macam ini tetap akan saya publish sembari mengalihkan perhatian publik atas tulisan terakhir saya, yang demi kebaikan bersama, sudah saya unpublish. Karena ini bukan koran atau majalah, mohon maklum atas kurangnya aktualitas. Mau tau kabar aktual dari saya? Silahkan japri. Terimakasih 😁