Sunday 19 May 2013

Survey

Berbicara tentang dunia perkuliahan, sebenarnya saya kangen sama yang namanya survey lapangan. Meskipun yah dulu pas semester awal-awal dikit mengeluh terutama karena gerahnya berpanas panasan di tengah kota, entah di tepi jalan raya atau justru blusukan di permukiman dengan gang yang sempit. Sampai ada guyonan tentang anak PWK, “..kamu kuliah apa mbajak sawah e, kok jadi item begitu..”

Masa-masa semester satu.

Survey Studio. Keinget janjian survey pagi buta jam 5 pagi –buat dapetin foto penampang jalan, foto façade, sama mengukur lebar jalan pakai meteran –tapi namanya juga jam karet, baru pada kumpul jam 7 kurang. Jadilah kami mengukur lebar jalan gejayan sebelum ringroad pada jam segitu dan mesti teriak teriakan “.. awas ada mobil.. cepet cepet sekarang lari ke seberang mumpung sepi.. “ dan juga diiringi klakson kendaraaan yang sliweran lewat.
Tim Studio Satu

Survey tentang elemen pembentuk kota menurut Kevin Lynch di Kecamatan Gondokusuman yang berakhir jalan-jalan ke Galeria Mall.haha :)

Survey ke TPA Piyungan yang segitu jauhnya dari kawasan UGM dan nggak mendapat penjelasan apapun karena lupa membawa surat survey.

Dan juga masa-masa semester dua, yang masih dapat kawasan amatan studio di Kota Yogyakarta. Kebetulan dapat Kelurahan Sosromenduran trus blusukan dari pasar kembang sampai kampung internasional, jalan-jalan keluar masuk Stasiun Tugu dan blusukan sampai permukiman di tepi-tepi relnya.

Trus survey Ndalem di Jeron Beteng. Ternyata sudah banyak Ndalem yang beralih fungsi dari fungsi aslinya karena dijual oleh pemiliknya, ada yang sudah menjadi tempat makan/resto, wisma/penginapan, malah ada yang jadi universitas. Tapi hampir semua masih mempertahankan bentuk aslinya kok. Beruntung, Ndalem amatan saya, Ndalem Purbonegaran, masih difungsikan sebagai Ndalem dalam artian rumah. Kami diijinkan berkeliling di kompleks Ndalem, dan bahkan masuk ke rumah utama hingga masuk kamar tidur. Dan saya cukup tercengang melihat perpaduan yang kontras mengenai desain tradisional bangunan yang kejawen dan juga tambahan perabotan modern di dalamnya seperti kulkas dan springbed. Selengkapnya mengenai Ndalem, postingannya menyusul ya.


Pintu Gerbang Ndalem Purbonegaran

Semester tiga, masanya bolak balik Jogja-Purworejo karena ada aja data yang ketinggalan setelah selama seminggu menginap untuk survey disana. Para cowok-driver-studio-purworejo, kalian hebat guys :)


Mampir bangunan cagar budaya yang udah nggak dipakai, Stasiun Purworejo

Tim Purworejo. 
Ceritanya anak2 kota yang 'gumun' liat sawah.hahahaa peace meeen :)

Dan akhirnya survey pertama di semester empat, survey lapangan ke Kecamatan Kraton, yeah tentu saja sekalian main-main. Survey yang rencananya paling lama makan waktu satu jam jadi makan waktu sekitar 3 sampai 4 jam karena mampir muter-muter Tamansari sama ada insiden ban bocor. Tamansari masih nggak terlalu berubah sejak terakhir kali saya ke sana, selalu menarik untuk belajar komposisi fotografi. Postingan tentang Tamansari menyusul ya.


Bertemu penjual manisan

Tim Survey Kecamatan Kraton



Saturday 11 May 2013

The Scientist


Come up to meet you, tell you I'm sorry
You don't know how lovely you are
I had to find you, tell you I need you
Tell you I set you apart

Tell me your secrets and ask me your questions
Oh, let's go back to the start
Running in circles, coming up tails
Heads on a science apart

Nobody said it was easy
It's such a shame for us to part
Nobody said it was easy
No one ever said it would be this hard
Oh, take me back to the start

I was just guessing at numbers and figures
Pulling the puzzles apart
Questions of science, science and progress
Do not speak as loud as my heart

But tell me you love me, come back and haunt me
Oh and I rush to the start
Running in circles, chasing our tails
Coming back as we are

Nobody said it was easy
Oh, it's such a shame for us to part
Nobody said it was easy
No one ever said it would be so hard
I'm going back to the start

Oh ooh, ooh ooh ooh ooh
Ah ooh, ooh ooh ooh ooh
Oh ooh, ooh ooh ooh ooh
Oh ooh, ooh ooh ooh ooh

-Coldplay-

Friday 3 May 2013

Mendung

Hari yang kelabu, tak terik tapi tak juga hujan.
Mendung seolah menunggu waktu yang tepat untuk meneteskan air.
Membuat orang-orang resah ketika ingin bepergian, dan membuat anak-anak antusias menunggu hujan untuk bermain-main  bersamanya, dan mungkin demi melihat pelangi setelahnya.

Tapi hujan tak kunjung datang.

Hanya mendung, dan terus mendung. 

Di luar konteks keindahan hujan, aku merindukan hujan. Hujan yang menghapus mendung yang meresahkan. Tak apalah basah saat ini, toh ada selimut hangat dan juga secangkir coklat panas yang menunguku di rumah.

Teruntuk hujan, cepatlah datang menjemput segala keresahanku, 
dan membuaiku dalam kedamaianmu.