Thursday 31 January 2013

It's about Leisure Time


Tentang sebuah hobi yang mulai meluntur.

Everything is change. Sampai sekarang apabila ditanya mengenai hobi, saya masih menjawab bahwa hobi saya adalah membaca buku, travelling –naik gunung termasuk di dalamnya, menonton film, dan menulis. Padahal itu semua rasanya sudah tak terlalu relevan. Saya masih sanggup melahap buku-buku tebal sejenis bukunya Dan Brown, The Lost Symbol, novel fiksi imajinatif seperti The Secrets of Immortal Nicholas Flamel, dan juga novel Indonesia karya Dee. Tapi rasanya tak sebergairah dulu.  Entah kenapa. Mungkin karena pilihan bukunya yang nggak tepat, atau mungkin pilihan waktunya, atau mungkin selera dan minat saya sendiri yang sudah beralih. Dulu membaca novel Harry Potter benar-benar membuat saya addict, nggak bisa berenti.

Mengenai naik gunung, entah, sepertinya saya kehilangan keberanian untuk mendaki gunung. Seolah tiba-tiba ada yang membangunkan dan membuka mata saya bahwa sebenarnya berada di alam liar itu mengerikan. Selama ini saya selalu merasa baik-baik saja, tidak pernah mendapat gangguan dari pihak-pihak penjaga gunung –you know what I mean. Dan well yeah, mungkin saja ini merupakan akumulasi dari semua pengalaman enggak ngenakin yang teredam. Selama ini selalu terjadi pengalaman yang awalnya bisa ditolerir: nyaris kena hipotermia gara2 badai plus nggak bawa perlengkapan safety di Merapi, jatuh guling2 di Ungaran sampe matahin kacamata, Nyasar di Lawu –oh yeah, padahal Lawu jalurnya sejelas itu, jatuh terjerembab gara2 kesandung  batang pohon raksasa yang melintang di Argopuro, dan terakhir dan mungkin yang terparah yaitu nyasar dan nyaris kehabisan logistik di Tambora.

Kemudian tentang film, masih suka banget sih. Tapi kalo dulu yang saya maksud menonton film itu bukan hanya menonton, tertawa, menangis, lalu melupakannya setelah selesai. Bukan itu, yang saya maksud adalah menyerap inspirasi dari film tersebut, entah pesan moral, sudut pandang salah satu tokohnya, karakter tokoh yang unik, menambah daftar tempat-tempat bagus yang harus saya kunjungi, memperluas wawasan atau hanya sekadar sebagai hiburan. Beberapa film yang sempat menginspirasi saya kebanyakan dorama jepang: Hanakimi no Kimitachi e, Buzzer Beat, dan juga dorama korea Dream High yang selau mengingatkan untuk terus berjuang dan pantang menyerah. Kemudian ada Nobuta wo produce yang bercerita tentang persahabatan. Film barat ada Writer Freedom, Easy A, dan lain-lain. Banyak deh pokoknya.

Tapi sekarang, rasanya menonton film hanya begini-begini saja.
Disisi lain, saya mulai kehilangan kemampuan menulis, mungkin karena udah kelamaan vakum nggak nulis diary. Tapi benar-benar terpaku melihat selembar kertas kosong, bahkan waktu kemaren diminta bikin artikel sebagai ujian take home. Kalo ada istilah speechless untuk jari yang tak mau bergerak mengetik apapun itu, nah begitulah kondisinya.

Lalu, sebenarnya apa hobi saya sekarang?

Well, saya akui saya memang seorang yang termasuk past oriented. Sulit buat move on kalo kata orang. Tapi hobi itu kan pilihan dan selera selalu bergerak secara dinamis, nggak selamanya kita harus terpaku pada kegiatan yang itu-itu saja. Jadi kenapa melihat ini sebagai masalah. Toh saya bisa saja mencari hobi baru atau menumbuhkan kembali passion yang hilang itu.


Jangan takut pada selembar kertas kosong,

Karena justru di sana kamu bebas memanjakan imajinasimu..


Semarang


Beberapa waktu yang lalu, saya di ajak berberapa teman untuk menjenguk bayi salah satu senior saya di SatuBumi. Nah, rumah senior saya itu berada di Kota Semarang, tepatnya di daerah.. ah saya lupa namanya.hehe

Berawal dari mati gaya di sekret SatuBumi. Awalnya saya tidak berencana ikut, secara spontan saya memutuskan ikut. Saya termasuk cukup hapal jalan menuju Magelang, mengingat rumah nenek saya berada di sana. Dan seingat saya berdasar pengalaman saat dulu ke Ungaran, untuk menuju Semarang tinggal belok kanan setelah Artos ke arah terminal Magelang. Tapi kali ini kami memutuskan untuk lewat tengah kota karena berkendara berdampingan dengan bus-bus dan truk terasa tidak menyenangkan.

Dan well, saya baru menyadari bahwa Jogja-Semarang itu jauh juga ditempuh dengan motor. Kami berangkat sekitar pukul 11siang dan baru sampai di rumah senior saya itu sekitar jam 3sore. Hmm, itu sudah termasuk acara nyasar yang dari ujung ke ujung.

Tentang Semarang, ternyata benar kata orang: panas, terik. Cukup banyak Mall dan bangunan bertingkat pencakar langit di pusat kotanya. Kalo tidak salah, saya sempat menghitung jumlah lantai salah satu hotel saat berhenti di sebuah traffic light, yaitu sekitar 18lantai atau mungkin lebih. Selain itu, menurut orang awam seperti saya yang tak mengenal Kota Semarang, terlalu banyak simpang lima –dan bahkan ada juga sebuah tempat yang dinamakan simpang lima– sehingga cukup membingungkan.

Kami sempat mampir untuk sholat dan sekadar leyeh-leyeh di Masjid Agung Jawa Tengah yang megah itu. Di malam hari, arsitekturnya begitu memukau dengan penataan cahaya yang sedemikian rupa. Dan ini pertama kalinya saya menemukan sebuah masjid yang memiliki lift di dalamnya sampai ke bagian tempat sholat, memiliki parkir basement, dan juga toilet dan tempat wudlu yang hampir mirip seperti di mall-mall.

Sempat terjebak hujan deras dan setelah mampir makan malam di sebuah warteg, akhirnya kami pulang ke Jogja. Sayangnya kami hanya sempat melewati lawang sewu yang terkenal itu tanpa sempat mampir karena sudah terlalu larut malam. Saya sendiri sampai di rumah sekitar jam 1pagi. Terimakasih petualangan hari ini, teman-teman. Selamat beristirahat :)

Tuesday 29 January 2013

Trans Studio Bandung

Nah, semua pasti tahu obyek wisata macam apa ini. Untuk mencapai tempat ini, kami naik angkot jurusan Kalapa-Dago dari BIP dan turun di depan SMP 3, kemudian naik angkot Binong yang lewat BSM, dan turun tepat di depan BSM. 


Foto Bersama di depan Trans Studio :)

Tersedia 20 wahana permainan yang terbagi atas 3 tema besar, yaitu: Studio Central, Magic Corner, dan The Lost City. Butuh waktu seharian apabila tidak memiliki gelang VIP, untuk menikmati semua wahana, mengingat antrean yang cukup panjang, apalagi di masa liburan.

Studio Central berisi wahana-wahana berikut:

1. Yamaha Racing coaster, yaitu Roller coaster yang katanya merupakan yang tercepat di dunia. Sayangnya kami tidak sempat bermain di wahana ini karena saat itu cuaca buruk –hujan, mengingat wahana tersebut outdoor –wahana tesebut tidak beroperasi T.T

2. Super Heroes 4D
Nonton film 4Dimensi tentang super heroes.

3. Trans Broadcast Museum
Berisi hal-hal yang berkaitan dengan program2 televisi, khususnya trans tv.

4. Trans Car Racing
Ternyata nyetir mobil itu susah juga yaa, padahal udah ada rel nya loh.

5. Vertigo
Seruuu, pokoknya harus nyoba. Wahana yang pertama kali kami coba begitu menginjakkan kaki di tempat ini. Awalnya tegang karena masih wondering bakal diapain aja, trus ngerasain terbaaaang dan paling ga ngenakin pas meluncur turun dengan kecepatan penuh. Serasa jungkir balik deh.

6. Trans City Theater, dengan jam-jam tertentu.

7. Giant Swing
Awalnya saya sangat berantusias mencoba semua wahana, termasuk wahana satu ini. Sayangnya saat itu antrean cukup panjang sehingga kami harus menunggu satu kali putaran permainan lagi. Dan begitu melihat apa yang dilakukan disini, saya dan salah satu teman saya mundur teratur keluar dari baris antrean.haha. Ternyata nyali saya masih belum cukup.

Bukan apa-apa, saya masih trauma naik kora-kora maut yang sama sekali nggak safety saat sekaten setahun yang lalu. Dan well, satu hal yang saya pelajari: kalo mau naik wahana, jangan lihat dulu apa yang terjadi, langsung naik saja dan enjoy your experience :D

8. Science Center
Wahana terakhir yang sempat saya kunjungi di menit-menit terakhir sebelum kami pulang. Isinya bermacam-macam, hampir mirip Taman Pintar nya Jogja laah..

Ada alat untuk mengukur kekuatan genggaman tangan kita, alat untuk melihat wajah kita di usia tua, dan alat-alat peraga lainnya. 

Science Center

9. Bolang Adventure

Nah, inilah yang saya lakukan bersama dua teman saya saat kabur dari ajakan untuk mencoba Negeri Raksasa. Naik kereta, touring ke seluruh Indonesia.hahaha

10. Dunia Anak (maks 12 tahun) 



Magic Corner berisi wahana-wahana berikut:

1. Blackheart Pirate Ship (usia 4-12 tahun)

2. Pulau Liliput (maks 5 tahun)

3. Dragon Riders
Karena kami mencoba wahana ini setelah vertigo, maka Dragon Riders mungkin jadi terasa seperti Horse Riders.haha. Tapi tetep seru kok, untuk sensasi mengocok perutnya.

4. Special effect Action, dengan jam-jam tertentu.

5. Dunia Lain
Berawal dengan menaiki escalator dengan suasana remang-remang, dan di sambut sebuah tulisan: Dilarang turun kembali melalui escalator.
Kemudian naik kereta dan memulai trip dengan berbagai teror hantu.

6. Negeri Raksasa
Nah ini wahana dimana saya dan dua teman saya memutuskan kabur. Karena dari jauh kami sudah melihat permainan ini menaikturunkan pemain dari ketinggian sedemikian rupa. No, Thanks. B-)

Sedangkan Lost City berisi:

1. Kong Climb
Well, dari dulu hingga sekarang saya memang bukan pemanjat ulung. Pemanasannya aja udah mau bikin kaki keram.haha



Kong Climb

2. Jelajah
Satu-satunya wahana yang berpotensi basah, walopun cuma kecipratan air. Naik kereta di air dan di titik tertentu setinggi 13meter meluncur turun dengan air yang menyembur. Yuhuuu..

3. Sky Pirates
Kami menggunakan wahana ini untuk mengecek wahana manakah yang belum kami datangi, melihat seluruh area di atas ketinggian.

4. Amphitheater, dengan jam-jam tertentu.

Selain wahana-wahana tersebut, ada juga Trans Studio parade, yaitu setiap pukul 05.00pm dan kemudian dilanjutkan sesi foto bersama icon Trans Studio Parade yang dibatasi hanya beberapa menit saja.

Ukur tinggi badan dulu sebelum bermain di wahana

Tentang tempat ini, sampai sekarang saya masih penasaran bagaimana caranya membangun tempat seperti ini, sebesar ini, dan berapa listrik yang harus dibayar untuk semua lampu2, pendingin ruangan, mesin, dsb. Dan juga strategi dagangnya bagus dengan membagi dan menyembunyikan antrean wahana sehingga dari luar terlihat tidak terlalu panjang. Sayangnya terlalu mengeruk keuntungan saat tidak mengijinkan membawa makanan dan minuman tetapi menjual makanan dan minuman dengan harga berkali lipat dari harga pasaran. Hmm.

Monday 28 January 2013

Bandung edisi Belanja


Berbicara tentang Bandung hampir selalu berkaitan dengan belanja. Dari mulai cibaduyut, cihampelas, King, Pasar Baru, deretan FO, dan juga Mall. Dan karena saya bukan salah satu dari sekian penggila belanja, maka saya memaparkan singkat saja.

Setelah mencari sarapan di sekitaran Dago, kami memutuskan melihat-lihat deretan FO di sepanjang Jalan Riau. Dari mulai The Secrets, sampai apapun yang labelnya tidak saya ingat lagi.hehe

Dari sekian tempat perbelanjaan, yang membuat saya paling terkesan adalah Ciwalk. Mall dengan aksen walkable nya yang berkonsep semi outdoor. Lain saja dari dari mall kebanyakan.

Pasar Baru tak ubahnya Pasar Beringharjo lantai atas, begitu sesak oleh para pengunjung. Di dominasi baju, namun ada juga yang lainnya.

Bagi yang ingin mencari sepatu dan tas, juga banyak tersedia di Cibaduyut.

Terakhir, kami menyempatkan diri ke Kartika Sari yang ada di belakang Stasiun Bandung. Menurut teman saya, dari Pasar Baru menuju Stasiun Bandung seharusnya tidaklah jauh. Namun karena kami mencapai pintu keluar yang berbeda dari pintu yang dimaksud, akhirnya kami harus berjalan berputar jauh mengitari stasiun tersebut. Hmm.

Still Bandung

Kawah Putih, termasuk salah satu tempat wisata alam paling menarik yang pernah saya kunjungi. Entah, kenapa dinamakan kawah putih padahal menurut saya airnya lebih berwarna hijau ketimbang putih. Kawah putih teletak di Bandung selatan, sudah bukan termasuk Bandung kota sih, tepatnya di Ciwidey. Biaya masuknya perorangnya 15.000 rupiah dan karena kami menggunakan mobil pribadi dikenakan 150.000 rupiah untuk masuk kawasan wisatanya. Gate ticketing nya masih berjarak sekitar 5km dari kawah. Namun apabila tidak menggunakan mobil, tersedia ontang anting –sejenis mobil trans untuk menuju lokasi kawah putih. Saya lupa harga yang dikenakan apabila memilih opsi ini.

Track menuju kawah

Salah satu tracking yang lain

Setelah sampai di lokasi wisata, jangan lupa untuk menyiapkan masker karena konsentrasi belerang cukup menyesakkan saat turun ke kawah. Untuk turun langsung ke kawah, dapat melalui jalur track yang bertangga-tangga yang berderet rapi. Dan ternyata pemandangan yang tersajikan di bawah memang sangat eksotis. Di antara punggungan dan cantigi-cantigi terdapat genangan berwarna kehijauan dengan kerikil dan bebatuan di sekitarnya. Sayang, kita tidak bisa berlama-lama di tempat ini karena bau belerang yang menyengat dan tentunya tidak baik untuk kesehatan. 





Keindahan Kawah Putih

Selanjutnya kami menuju Situ Patengan yang letaknya masih berdekatan dengan Kawah Putih. Sayang saat kami berkunjung hujan deras sehingga kami memutuskan untuk tidak berlama-lama di tempat ini. Situ Patengan merupakan obyek wisata berupa danau yang legendanya merupakan tempat pertemuan antara Ki Santang dengan Dewi Rengganis, putra prabu dan putri titisan dewi yang terpisah sekian lama dan akhirnya dipertemukan di Batu Cinta. Sayangnya saat itu kami tidak sempat untuk berlayar ke Batu Cinta dengan menggunakan perahu atau sepeda air yang disewakan perjamnya 30.000 rupiah. Tiket masuk Situ Patengan sendiri hanya 6000 rupiah.

Situ Patengan

Persewaan Sepeda Air untuk ke Batu Cinta



Bandung

Mungkin semester 3 merupakan puncak kejenuhan dunia perkuliahan, especially bagi teman-teman di jurusan dan angkatan saya. Terbukti dari semua rencana liburan yang telah disusun jauh-jauh hari, bahkan sebelum ujian selesai. Ada yang ngajakin naik Merbabu, belasan anak berencana liburan bareng ke Bali, ada juga yang mau backpacker-an ke Lombok, main-main ke Malang, dan tak terkecuali saya bersama beberapa teman memutuskan untuk sekadar menengok Bandung: Stasiun Bandung, kawah putih ciwidey, situpatengan, perkebunan teh, cibaduyut, transstudio, ciwalk mall, sepanjang cihampelas, gelanggang generasi pemuda bandung, FO di sepanjang jalan riau, pasar baru, kartika sari, dan akhirnya stasiun kiara condong..

Dan sebuah insiden yang mengawali perjalanan kami.

“Maaf mas, boleh minta tukeran tempat duduk?”

Saya dan salah satu teman saya memang terpisah gerbong kereta lantaran tidak bersamaan saat membeli tiket kereta. Dan saya pun langsung menodong seorang lelaki berwajah oriental –cukup oriental sampai saya sangka merupakan warga lokal– begitu tiba di tempat duduk kami dalam kereta.

Can you speak English?”

Taraaa, kamipun saling berpandangan, speechless. Sambil terbata mencoba menjelaskan maksud kami “eh..emm.. would you please.. emm.. switch your seat with my friend in.. gerbong two..?”

Dan yang ditanya terlihat kebingungan dan justru melihat jam tangannya, “what?”
Aah, apa sih bahasa inggrisnya gerbong? Dan untungnya si mas yang ternyata bukan orang lokal itu cukup mengerti. Hahaa, baru kerasa kalo ga bisa bahasa inggris.

Kami memulai aktivitas pagi itu di Bandung dengan mandi dan bebenah di Stasiun Bandung, mengingat kami datang menggunakan kereta malam. Stasiun Bandung tergolong cukup bagus, dengan mushola dan toilet yang bersih dan terawat. Selanjutnya kami langsung menuju kawah putih dan situpatengan dengan mobil yang sudah kami sewa jauh-jauh hari.

Kami cukup beruntung menginap di pusat kota, hanya berjarak beberapa bangunan dari BIP di daerah Dago. Kami menginap di Gelanggang Generasi Pemuda Bandung. Sesekali kami suka membandingkan dan mencari kemiripan suasana suatu jalan di Bandung dengan suasana jalan-jalan di kota kami, Yogyakarta.haha. Ternyata ada juga citra jalan yang terasa hampir mirip, seperti misalnya kami sepakat berada di jalan di barat perempatan utara BIP terasa seperti berada di jalan Abu bakar ali di barat Kridosono.hahaa

Hari berikutnya, kami menuju BSM dengan naik angkot. Oh iya, hal yang menarik saya dari Kota Bandung adalah tersedianya angkot hingga 24jam dan karena jumlahnya yang banyak, kami tak perlu takut menunggu lama apabila ketinggalan yang satu. Dan tarif yang menyesuaikan jarak yang ditempuh, dengan kesadaran moral penumpangnya untuk menyesuaikan dengan lokasi yang dituju, antara 1500 rupiah hingga paling jauh 3000 rupiah. Kata teman saya yang asli Bandung, disini justru angkot yang mencari penumpang, bukan sebaliknya. Dan juga mbak mbak yang naik angkot tetep kece, dengan wedges dan kostum yang bisa dibilang fashionable. Hmm.


Trans Studio Mall

Ada yang unik dari tempat ini, Bandung. Setiap memesan menu makan tanpa memesan minum, maka otomatis akan diberi segelas teh tawar gratis. Saya yang pada awalnya tak terbiasa minum teh tawar menjadi terbiasa, not too bad. Kami tak lupa menyempatkan diri untuk mencicipi masakan Ampera, Laksana, dan Puja Sera di seberang penginapan kami yang terkenal sebagai pusat kuliner itu.

Sebelum pulang kami memutuskan untuk berpencar menuju tempat yang masing-masing ingin kami kunjungi, mengingat waktu yang terbatas karena kami harus pulang malam itu juga dengan kereta yang tiketnya sudah terbeli sebelum kami tiba di Bandung. Saya yang tidak termasuk gila belanja memutuskan menghabiskan sore itu melihat-lihat buku baru di Gramedia seberang BIP, dua orang teman saya memburu barang di sebuah FO The Secrets, dan sisanya jalan-jalan di BIP. Kebetulan saat itu sedang digelar Festival Clothes di serambi mall tersebut.

Menghabiskan uang? Sudah pasti, tapi saya tidak menyesal akan perjalanan ini. Karena waktu dan kesempatan tak akan pernah terbeli :)

Mungkin saja setelah saya bekerja, saya memiliki cukup uang untuk berkeliling dunia, tapi mungkin saja saat itu saya teramat sangat sibuk sehingga tak bisa melakukan perjalanan apapun. Atau seandainyapun ada dana, waktu, dan juga kesehatan, belum tentu saya mendapat teman2 yang bersedia bersama-sama saya menyusun ittenarary untuk perjalanan itu. Intinya menurut saya uang selalu bisa dicari, pengalaman belum tentu.
Selamat berlibur :)

Bermain main di kebun teh. alay.haha :)



Monday 21 January 2013

Kafein= Baik atau Buruk ?


Judul Buku                 : The Miracle of Caffeine, Manfaat Tak Terduga Kafein Berdasr     Penelitian Paling Mutakhir

Penulis                       : Bennett Alan Weinberg dan Bonnie K. Bealer
Penerbit                    : Qanita PT Mizan Pustaka
Cetakan                     : Pertama, 2010
Jumlah Halaman         : 314 halaman












Sebuah opini telah terlanjur beredar di masyarakat kita: bahwa kafein tak sehat untuk dikonsumsi. Melalui buku ini, penulis berusaha meyakinkan pembaca dengan sejumlah data penelitian akurat, bahwa kafein menyebabkan berbagai gangguan penyakit –seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan kanker, tidaklah sepenuhnya benar. Dengan penggunaan yang bijaksana, kafein justru dapat meningkatkan kualitas hidup kita.

Buku ini disajikan dengan sistematis, yang bermula dari perkenalan tentang kafein, ulasan singkat mengenai mitos yang beredar di tengah masyarakat serta fakta-fakta yang berhubungan dengan kafein, kemudian baru membahas manfaat tak terduga dari sebuah senyawa bernama kafein. Buku ini sangat bermanfaat bagi para maniak kopi yang merasa cemas dengan jumlah takaran kafein yang mereka konsumsi setiap harinya.

Buku ini menjelaskan bahwa dosis kafein yang dibutuhkan setiap individu tidaklah sama. Dosis kafein tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor jenis kelamin, berat badan, faktor genetic, bugar atau letih, tipe kepribadian –introvert atau cenderung ekstrovert, dan berbagai faktor lain. Sehingga dapat dikatakan dosis kafein bersifat individual.

Dosis kafein dapat digambarkan dengan grafik berbentuk “U” terbalik, yaitu apabila dosis kafein ditambah hingga titik tertentu akan menghasilkan efek yang semakin maksimal, akan tetapi apabila dosis terus ditambah di atas suatu titik tertentu itu, maka justru akan menurunkan efek dari kafein tersebut. Hampir miriplah sama salah satu teori ekonomi tentang kepuasan. Untuk itu, kita perlu mengenali diri sendiri dan memahami dosis yang tepat untuk karakter kita.

Selain memuat informasi yang tak hanya menarik, tapi juga penting, buku ini juga dikemas dengan permainan font yang memudahkan pembaca untuk mengambil point-point pentingnya. Dalam buku ini juga terdapat tes kemampuan kognitif untuk mengetes sejauh mana pengaruh dosis kafein terhadap logika, kecepatan respon, dan daya ingat seseorang.

Sayangnya karena mengandung kata-kata ilmiah, buku ini cenderung tidak mudah dicerna oleh orang awam. Selain itu, karena penelitian-penelitian yang mendukung buku ini dilakukan di luar negeri, tidak dapat diketahui secara pasti penggunaannya dapat diaplikasikan di Indonesia atau tidak. Pembaca juga akan kesulitan menemukan kadar kafein yang terdapat dalam kopi-kopi sachet yang beredar di pasaran Indonesia.

Terlepas dari itu semua, buku ini sangat layak dibaca untuk memperluas wawasan kita karena “Dengan secangkir kopi, orang akan mampu melakukan segalanya”
Selamat membaca..


Sunday 20 January 2013

Just Random #2

Beralih ke sebuah obrolan di atas motor, saya lupa awalnya ngobrolin apaan. Kokology –ilmu membaca kepribadian berdasar analogi, terus ngomongin institusi paling sederhana adalah keluarga. Bahwa sebenarnya kebudayaan itu di bawa oleh gen, misalnya bahasa ibu. Tapi tanpa mempertimbangkan adanya gen resesif atau carier –jadi cuma ada gen dominan di sini. 

Kemudian bila terjadi penyimpangan maka itu disebabkan virus pengganggu. Nah virus tersebut dapat masuk melalui 3 cara:

1. Repetisi / pengulangan

Kebenaran itu kan hanya kebohongan yang terus di ulang.

2. ..Defense.. –Aah lupa istilahnya

Intinya memunculkan sisi skeptic seseorang, membuat dia bertanya tanya. Metode ini biasa digunakan saat ospek, segalanya selalu dipersalahkan.

3. Metode kuda troya

Pernah nonton film Troy? –coba hunting deh..

Intinya kayak misalkan seorang anak kecil yang tidak menyukai wortel, kemudian mamanya mencampurkan wortel tersebut ke dalam misalkan nugget, supaya pada akhirnya si abnak tetap memakan wortel. Yeaah, ini memaksa kita menerima sesuatu, dengan bentuk yang berbeda.

Aah, berbicara dengan nya selalu seperti biasa, menarik.


Saturday 19 January 2013

Stake Holder Penting dan Pola Hubungannya

Studi Kasus: Jalan Palagan Tentara Pelajar, Ngaglik, Sleman

Dalam perkembangan suatu wilayah, hampir selalu dipengaruhi oleh 3 elemen penting, yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat lokal. Tak terkecuali perkembangan Jalan Palagan Tentara Pelajar ini. Perbedaannya terletak pada peran yang lebih dominan dalam mempengaruhi arah perkembangan suatu wilayah. Pemerintah berperan dalam memperhatikan kepentingan publik yang berupa konsensus kebutuhan dasar sebagai basis pembentukan pola guna lahan dan menjaga kesesuaian lahan demi keseimbangan ekologi. Kemudian peran swasta sebagai investor, melalui kegiatan interaksi ekonomi membentuk pola guna lahan. Sedangkan peran masyararakat lokal melalui proses sosial membentuk struktur fisik spasial yang pada akhirnya juga membentuk pola guna lahan.

Jalan Palagan Tentara Pelajar terletak di sebelah utara perempatan ringroad utara, tepatnya sebelah utara jalan Monjali, Kecamatan Ngaglik, Sleman. Jalan Palagan Tentara Pelajar merupakan jalan alternatif untuk menuju Kaliurang selain Jalan Kaliurang. Sepanjang kiri dan kanan jalan ini dulunya didominasi oleh sawah dan perkebunan. Namun semenjak di bangun ringroad dan munculnya universitas-universitas besar di bagian utara Kota Yogyakarta seperti UGM, UII, UPN, UTY, dan sebagainya maka kawasan ini ikut berkembang, menjadi ramai dengan muncul dan berkembangnya tempat-tempat makan, butik/distro, dan tak ketinggalan pasar modern seperti Indomaret dan Alfamart.

Berdasar letaknya, sebenarnya Kabupaten Sleman lebih cocok dijadikan sebagai daerah resapan air bagi Yogyakarta dan daerah-daerah dibawahnya. Daerah resapan air ini menjadi penting untuk diperhatikan untuk menjaga keseimbangan lingkungan sehingga terhindar dari bencana banjir dan kekeringan. Selain itu, kesesuaian guna lahan penting diperhatikan karena prinsip efisiensi dan prinsip resiko. Oleh karena itu, semestinya ada arahan kebijakan atau regulasi yang mengatur dan membatasi pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Sleman ini agar dalam perkembangannya tetap sesuai pada koridor yang diinginkan.

Nah, disinilah peran pemerintah dibutuhkan kaitannya dengan perkembangan suatu wilayah. Pemerintah yang dimaksud disini adalah satuan pemerintahan yang menjadi pihak pemangku kepentingan yang memiliki tugas dan wewenang di wilayah tersebut, dalam hal ini yaitu BAPPEDA Kabupaten Sleman, Bupati Sleman, dan seterusnya termasuk ketua RW dan ketua RT. BAPPEDA membuat arahan perkembangan wilayah yang tertuang dalam RTRW, RDTRK, atau perundangan lainnya yang mengatur mengenai hal ini. Berdasarkan Perda nomor 12 tahun 2012 tentang RTRW, pengendalian pemanfaatan ruang ditempuh dengan menetapkan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan disinsentif, dan kemudian memberikan sanksi apabila melanggar peraturan zonasi. Untuk menjamin kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang, ditetapkan perijinan yang terdiri atas izin prinsip, izin lokasi, izin penggunaan pemanfaatan tanah, izin mendirikan bangunan, dan izin lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Mengenai ketentuan insentif dari pemerintah daerah kepada masyarakat, dapat diberikan dalam berbagai bentuk, seperti pemberian kompensasi, pengurangan retribusi, imbalan, sewa ruang dan urun saham, penyediaan prasarana dan sarana, penghargaan, dan/atau kemudahan perizinan. Sedangkan mengenai pemberian disinsentif dapat berupa pengenaan pajak atau retribusi yang tinggi, pemberian persyaratan khusus dalam proses perizinan, dan/atau pembatasan penyediaan prasarana dan sarana infrastruktur.

Masih mengacu pada peraturan yang sama, Kecamatan Ngaglik ditetapkan sebagai kawasan yang sesuai untuk pertanian tanaman pangan yang meliputi padi, jagung, kacang tanah, umbi-umbian, dan tembakau. Selain itu, sepanjang Jalan Palagan Tentara Pelajar juga ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Perkotaan mengingat jalan tersebut saat ini cukup ramai dengan wisata kulinernya.

Di samping itu, pihak investor atau pihak swasta mulai berlomba berinvestasi di kawasan ini karena terlihat menjanjikan di kemudian hari. Setelah dibangun Hotel Hyatt, mulai muncul spread effect berupa resto-resto dan tempat makan seperti Pecel Solo, Sasanti, Ikan Bakar Cianjur, Taipan Suki, Naniek Resto, Pelem Golek, Kapulaga, Kangen Laut, Paripari, Sego Abang Bale Kedhaton, Ayam Keprek Istimewa, Sayur Desa, Dae Jang Geum, Bumbu Djawa, Nasi Pecel Yu Sri, dan Family Resto Asfira, dan sebagainya. Selain tempat makan, juga banyak bermunculan bangunan-bangunan lainnya seperti kantor developer Arya Guna Putra, kantor-kantor cabang bank swasta, dan pasar modern berupa minimarket seperti Indomaret dan Alfamart. Dengan demikian diharapkan para investor tetap memperhatikan etika dalam melakukan alih fungsi lahan dan tidak mengejar keuntungan semata. Peran investor dapat berupa ikut mendukung dan melaksanakan arahan kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan demi kebaikan bersama serta membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Untuk pasar modern ini, semestinya ada pembatasan mengenai jumlah dan jarak minimal antar minimarket. Karena apabila tidak ada pembatasan, nantinya akan terus bermunculan pasar-pasar modern secara tak terkendali yang kemudian berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar yang juga membuka warung kecil yang menjual kebutuhan sehari-hari. Namun sayangnya, saat ini belum ada regulasi yang mengatur mengenai pembatasan jarak minimal antar minimarket di Jalan Palagan Tentara Pelajar ini. Sehingga fenomena yang terlihat adalah Indomaret yang hanya berjarak beberapa bangunan dengan Alfamart. Hal ini tentunya akan menjadikan saingan yang berat bagi masyarakat lokal, dan apabila tidak segera diambil tindakan dapat mematikan perekonomian masyarakat kecil.

Menurut hasil wawancara dengan salah satu ketua RW yang sekaligus selaku warga lokal di Jalan Palagan Tentara Pelajar ini, belum lama ini ada pengajuan ijin dibangunnya pasar modern yang lebih besar, yaitu SuperIndo. Namun menilik dampaknya terhadap perekonomian masyarakat lokal, rencana pembangunan tersebut tidak mendapat ijin dari ketua RW. Sayangnya untuk rencana pembangunan pasar modern yang lebih kecil, seperti Indomaret dan Alfamart, perijinannya tidak sampai pada tingkat RW.

Seperti telah disebutkan di atas, masyarakat lokal juga memegang peranan tersendiri dalam perkembangan suatu wilayah. Masyarakat lokal dalam hal ini adalah penduduk asli dan pemilik usaha-usaha kecil seperti warung kelontong dan bengkel. Masyarakat lokal selaku penghuni, bisa jadi menerima dampak positif maupun dampak negatif dari berkembangnya suatu wilayah. Terkena dampak positif apabila pihak-pihak swasta yang berinvestasi di kawasan tersebut menggunakan sumber daya lokal dalam pengembangan usahanya dan juga apabila dalam melakukan alih fungsi lahan tersebut pihak investor tetap memperhatikan etika, baik etika ekologis, etika sosial ekonomi budaya, maupun etika antar generasi. Hal itu juga didukung oleh tata peraturan yang berlaku yang bersifat melindungi masyarakat lokal. Selain itu, dengan berkembangnya suatu wilayah, tentunya meningkat pula ketersediaan infrastruktur, keamanan, dan fasilitas yang ada di wilayah tersebut sehingga memudahkan masyarakat lokal dalam memenuhi kebutuhannya. Misalnya saja apabila ingin mencari makan di malam hari maka dengan mudah dapat mendapatkannya, tidak seperti dulu ketika kawasan tersebut masih tergolong sepi. Sedangkan dampak negatif yang mungkin diterima masyarakat berupa kerusakan lingkungan, kehilangan ketenangan di malam hari, dan juga dampak perekonomian yang mungkin ditimbulkan atas berdirinya usaha-usaha baru tersebut.

Mengenai keterkaitan antara pihak swasta dengan masyarakat lokal cukup banyak terjadi. Seperti telah disebutkan diatas, pihak-pihak investor bisa menggunakan sumber daya lokal, dalam hal ini masyarakat lokal sebagai tenaga kerja di usaha mereka. Misalnya saja sebagai pegawai Hotel Hyatt, pegawai resto, dan sebagainya. Contoh keterkaitan lainnya ditunjukkan dengan pemberian kesempatan kepada masyarakat lokal untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tertentu, misalnya penggunaan lapangan tenis di Hotel Hyatt setiap Sabtu pagi. Selain itu banyak pegawai Hotel Hyatt yang mencari kost/tempat tinggal sementara di lingkungan sekitar. Tentunya hal ini menguntungkan masyarakat karena dapat menambah pendapatan masyarakat yang membuka usaha kost.

Akan tetapi, ada juga dampak negatif dari berkembangnya kawasan ini yaitu dengan munculnya minimarket yang bersaing dengan warung-warung milik warga, tentunya justru dapat melemahkan perekonomian masyarakat kecil. Mengenai kerusakan lingkungan berupa polusi udara akibat bertambah ramainya lalu lintas di Jalan Palagan Tentara Pelajar ini, dapat terjadi semakin parah apabila tidak diimbangi dengan penghijauan dan pembuatan kebijakan atau aturan mengenai penggunaan persil bangunan yang harus tetap menyediakan RTH dan tidak menggunakan seluruh luasan persil sebagai lahan terbangun.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam perkembangan suatu wilayah, antar stakeholder, yaitu pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat lokal terjadi tarik ulur sesuai dengan kepentingan masing-masing. Pemerintah sudah semestinya menjadi penengah antara kepentingan masyarakat dengan pihak swasta yang cenderung hanya mencari keuntungan tanpa mempertimbangkan kerusakan lingkungan atau dampaknya bagi masyarakat sekitar. Sedangkan antara masyarakat dengan pihak swasta sebaiknya menjaga pola hubungan saling menghargai dan saling membutuhkan sehingga keberadaan investor justru membantu meningkatkan perekonomian masyarakat lokal. Antara pemerintah dan swasta juga dapat berkembang pola hubungan kerjasama saling menguntungkan berupa pembayaran pajak yang dapat menambah pendapatan daerah. Jadi sudah semestinya peran antar stakeholder tersebut saling terkait guna tercipta kawasan yang sustainable.



Sumber:

http://travel.kompas.com/read/2012/08/15/07415981/Palagan.Kuliner.di.Utara.Yogya


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2011-2031,

Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2012 Tentang RTRW, dan

Wawancara dengan Masyarakat Lokal.

Thursday 10 January 2013

Just Random


Tentang seseorang yang membuka pandanganku.

Suatu hari saat aku merasa hancur dalam sebuah Display mata kuliah studio,

“..Berarti sia-sia dong semalem sampe pulang jam 1pagi..”

Di dunia ini nggak ada yang sia-sia, yang ada cuma ketidakseimbangan –nggak sebanding apa yang kamu lakukan sama yang kamu dapat. Tapi di dunia ini ada sistem yang menjaga nggak ada yang bisa nggak seimbang. Jadi kalo kamu nggak mendapatkan sekarang dari usaha yang kamu lakukan, bakal kamu dapatkan entah kapan. Secara nggak langsung pengen bilang kalo Tuhan itu Maha Adil.