Friday 30 December 2011

Perkembangan Kota Yogyakarta dari Tahun 2006

Melihat sejarah Kota Yogyakarta yang dibangun dengan poros imajiner dari utara ke selatan, yaitu Gunung Merapi-Tugu-Keraton-Panggung Krapyak-Laut selatan, Kota Yogyakarta awalnya berkembang di sepanjang garis lurus tersebut. Selain itu, karena Kota Yogyakarta bagian selatan merupakan bekas kerajaan Mataram Islam, dan pusat kota Yogyakarta sendiri adalah bekas keraton Ngayogyakarta, terdapat pola catur gatra tunggal yaitu yang terdiri dari keraton, masjid agung, alun-alun, dan pasar. Sehingga perkembangan permukiman-permukiman cenderung berpusat di sekitar pola catur gatra tersebut karena adanya pusat kegiatan yang berupa pasar.

Pada perkembangan selanjutnya, Kota Yogyakarta lebih berkembang di bagian utara. Sehingga terjadi ketimpangan yang cukup terasa antara perkembangan ekonomi di kabupaten Sleman yang terletak di utara dengan perkembangan ekonomi di kabupaten Bantul yang terletak di selatan. Hal itu kemungkinan disebabkan oleh munculnya kampus-kampus besar di sebelah utara Kota Yogyakarta, seperti Universitas Gajah Mada(UGM) dan Universitas Islam Indonesia(UII). Dengan adanya kedua kampus besar yang dihubungkan dengan jalan kaliurang tersebut, menyebabkan bermunculan pusat-pusat perekonomian baru di sepanjang jalan kaliurang. Mulai dari penyewaan kamar kost, jasa laundry, jasa photo copy, tempat makan, dsb. Kemudian mulai muncul tempat-tempat hiburan di jalan lingkar utara(ringroad utara) seperti tempat karaoke Happy Puppy, studio musik, dsb. Pusat-pusat ekonomi tersebut kemudian berkembang semakin besar, sehingga daerah tersebut semakin ramai dan berkembang.

Pemerintah Kota Yogyakarta kemudian mulai berusaha meratakan perkembangan ekonomi ini melalui pemerataan pembangunan dengan membangun pusat-pusat perekonomian baru di bagian selatan Kota Yogyakarta. Di mulai dari pembangunan Terminal Giwangan di ujung selatan Kota Yogyakarta, Jogja Fish Market/Pasar Ikan Higienis yang mulai beroperasi pada akhir 2007, dan belakangan ini pemkot Yogyakarta sedang gencar-gencarnya membangun XT Square/Pasar Seni Kerajinan Yogyakarta yang terletak di bekas Terminal Umbulharjo. Selain itu juga mulai muncul Universitas Muhammadiyah Yogyakarta(UMY) di jalan lingkar selatan(ringroad selatan). Harapannya, dengan adanya pusat-pusat kegiatan dan pusat ekonomi tersebut, mulai muncul semangat ekonomi di jogja selatan.

Namun sayangnya usaha pemkot Yogyakarta untuk mengembangkan pusat-pusat ekonomi tersebut masih kurang berhasil. Kios-kios yang dibangun di Terminal Giwangan banyak yang belum termanfaatkan secara optimal. Banyak kios yang tutup karena bangkrut dan sepi pengunjung. Jogja Fish Market yang diharapkan menjadi magnet jual-beli ikan di jogja bagian selatan ternyata juga sepi pengunjung. Hal itu kemungkinan disebabkan promosi yang dilakukan kurang gencar dan kurang menarik. Pembangunan fisik bangunan XT Square yang sudah selesaipun juga terbentur dengan perijinan yang belum tuntas, sehingga sampai saat ini XT Square belum dapat dioperasikan.
Setelah terjadi gempa 27 Mei 2006 dengan kekuatan 5,9 skala richter,  banyak terjadi kerusakan fisik bangunan di bagian selatan Kota Yogyakarta mengingat pusat gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya Kota Yogyakarta. Namun ironisnya, pembangunan kembali perumahan-perumahan, tidak di atur ulang sesuai dengan tata ruang yang seharusnya. Rumah-rumah tetap dibangun dengan jarak yang tidak sesuai dengan ketentuan. Padahal Pasal 44 Peraturan Daerah Kotamadya Yogyakarta Nomor 4 Tahun 1988 tentang Bangunan menyatakan bahwa setiap bangunan atau kompleks bangunan harus mempunyai jarak bangunan dengan bangunan lain disekitarnya dalam satu persil sekurang-kurangnya enam meter atau sama dengan tinggi bangunan. Hal ini disebabkan tingginya tingkat kepadatan sehingga kurang memungkinkan dilakukan penataan ruang pada kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan ini. 

Dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan pelayanan publik, pada pertengahan 2008 mulai beroperasi sarana transportasi umum yang menyediakan pelayanan dengan lebih maksimal. Transjogja lebih menekankan kepada pelayanan publik, berbeda dengan bus perkotaan yang cenderung mengejar setoran. Transjogja merupakan sarana transportasi umum dengan fasilitas AC, dan hanya dapat menaik-turunkan penumpang di halte yang telah disediakan. Dengan adanya sarana transportasi umum yang lebih memadai, harapannya dapat memudahkan aksesbilitas di kota Yogyakarta dan mengurangi kemacetan di Kota Yogyakarta. Dengan adanya kemudahan aksesbilitas, pemerataan pembangunan tentunya juga lebih mudah dicapai

Tuesday 6 December 2011

Love Rainy

Langit yg kelabu,,
Angin yg semilir,,
Tanah yg harum,,
Butiran yg mempesonaku,,
Tetes air yg bernyanyi,,
Semuanya hanya untukku..

Terima kasih, Tuhan :)


Friday 2 December 2011

Especially For ODHA


Tatapan hina yang menusukku,
Kata-kata keji yang mengiris hatiku,
Sentuhan yang tak pernah lagi kurasakan,
Pecahan gelas bahkan tak melukaiku lebih dari itu..

Padahal adakah kau tahu,
Ada harapan yang mulai pudar,
Ada masa depan yang mulai mengambang,
Dan ada sejuta penyakit yang terus menggerogoti tubuhku.

Aku hanya ingin berteriak: JANGAN JAUHI AKU KARENA AIDS