Thursday 14 February 2013

Konyol

Mungkin apabila di search, akan ada sekian daftar hal konyol dalam hidup saya, entah hanya berupa ide, pemikiran, atau sudah berupa kejadian.

Terutama konyol karena random. Kayak misalnya waktu mau ambil nasi malah buka kulkas bukannya buka magic jar, atau waktu nyariin sendok sampe teriak-teriak bete, “ada yang liat sendok nggak sih?!” padahal lagi dipegang di tangan sendiri. Trus waktu mandi niatnya mau nuangin sabun eh malah nuangin sampo ke tangan, eh jadi kepaksa keramas deh.

Konyol yang lain adalah ketika kemarin teman saya baru saja bercerita bahwa dengar ada suara cewek nangis padahal nggak ada siapa-siapa, trus jadi ketakutan sendiri. Nah ceritanya malam itu saya sedang merasa tertekan dan butuh menangis. Karena saya termasuk orang yang paling nggak bisa menangis di depan orang lain jadilah saya mengunci diri di kamar dan niatnya menangis diam-diam. Dan seperti yang bisa ditebak, saya ketakutan mendengar suara tangisan saya sendiri. Aaaaah pengen nangis. Jadilah saya menangis dalam diam, tanpa suara.

Konyol di masa lalu adalah ketika kami sekeluarga masak bedak, dan baru sadar setelah masakan itu habis. Berawal dari keisengan kakak saya memasukkan bedak bayi yang warna putih itu ke dalam plastik bening dan sengaja diletakkan di dapur. Waktu itu ibu saya sedang memasak jenang sumsum, dan menambahkan isi plastik tersebut ke dalam kuali. Jadilah kami makan bedak, tapi nggak ada yang keracunan kok :)

Dan tiba-tiba teringat kenangan masa lalu saya bersama kakak saya ketika masih kecil.
Kami sering sekali bermain peran, yang selalu di awali dengan, “pura-puranya aku jadi ini ya..” sampai om saya menjuluki kami mbak purak puraknya. Lalu dalam sebuah permainan kami, karena kami hanya berdua, maka kami pun berperan ganda. Waktu itu ceritanya saya yang sebagai kakak dan mau menjemput adeknya, yaitu kakak saya yang berperan sebagai adek. Lalu kakak saya ceritanya lapar dan minta dibelikan makanan. Saya membeli makan pada kakak saya yang sekarang merangkap menjadi penjual makanan. Meniru omongan yang sering saya dengar waktu ikut orang tua ke warung, “mbak, tumbas sekol.” –dalam bahasa Indonesia berarti “mbak, beli nasi.”

“sekol nopo?”

Saya yang waktu itu masih Tk bingung harus menjawab apa, “mbak trus jawabannya apa?” Dan kakak saya malah bilang ya terserah kamu, kan kamu ceritanya yang mau beli.
Saya pun mulai menemukan kata-kata yang juga sering saya dengar, “Nggih wontene sekol nopo?”

Kakak saya malah menjawab, “Sekolah enten”

Zzzzzzzzzzz, kakak saya memang suka ngeselin dulu waktu kami main bareng tapi di kesempatan yang lain saya selalu berhasil membodohi kakak saya kok.haha :p

Lalu pemahaman yang ditanamkan pada kami sewaktu masih kecil waktu kami minta dibelikan permen karet. Kata orang tua saya, permen karet itu makanannya orang dewasa soalnya nggak boleh sampai ketelan. Nanti kalau ketelan nempel di usus trus kalau pas buang air besar ntar ususnya bisa kontal. Dan cara ini sangat ampuh diterapkan pada saya dan kakak saya, karena sampai sekarang saat saya mau makan permen karet, saya masih teringat kata-kata itu.hahaha

Lalu berbagai pertanyaan konyol, yang sempat terlintas.

Kadang saya berharap untuk tak perlu tumbuh menjadi orang dewasa. Karena dengan menjadi anak kecil, tak perlu malu mempertanyakan hal-hal yang tak penting. Ada begitu banyak pertanyaan yang sedikit-banyak mengusik benak saya.

“Kenapa  istilah yang sering digunakan menyeduh teh tapi nggak ada istilah menyeduh susu atau menyeduh sirup?”

Menurut ibu saya: Kalau kamu mau pake istilah menyeduh susu juga boleh kok. (What????)
Menurut irham: Soalnya sesuatu yang diseduh itu sesuatu yang perlu didiamkan beberapa saat dan kemudian tarrraaaaa.. jadilah air teh. Kalau sirup sama susu kan perlu diaduk biar menyatu.

Lalu saya mencari istilah tersebut dalam KBBI.

Dan pertanyaan lain setelah belajar biologi dan juga bercandaan yang dulu sering ditujukan pada teman saya yang satu-satunya begolongan darah A di kelompok bermain kami, “eh golongan darahmu itu golongan darah favoritnya nyamuk loh, rasanya strawberry. Tuh buktinya ada nyamuk nempel di tanganmu tapi kita nggak ada yang digigit nyamuk..” hahaha

Nah pertanyaan saya adalah,  “Nyamuk kalau menghisap darah orang sembaranagan kan ya? Nggak pilih-pilih golongan darah, tapi kenapa nyamuknya tidak mengalami aglutinasi/penggumpalan darah dalam tubuhnya trus mati?”

Seingat saya dalam pelajaran biologi disebutkan bahwa apabila tranfusi darah berbeda golongan darah akan terjadi penggumpalan.Nah ternyata, saya baru tau belakangan bahwa yang mengandung aglutinin kan plasma darah, trus yang mengandung aglutinogen kan eritrositnya. Sedangkan yang berperan sebagai penggumpal itu salah satu dari itu, saya lupa yang mana. Mungkin aja si nyamuk cuma menghisap salah satunya, kalau nggak eritrositnya ya plasma darahnya jadinya nggak terjadi agliutinasi.

Saya penasaran juga mengenai sistem kerajaan serangga, terutama semut dan apapun itu yang berkoloni. Jadi apabila hanya ada satu ratu lebah dalam suatu koloni, dan si lebah itu beranak (lebah itu bertelur kan ya?) menghasilkan para lebah prajurit, darimana lahirnya ratu lebah yang baru. Kan nggak mungkin lah ya, lebah melakukan pemilu atau bermusyawarah untuk mengangkat ratu lebah baru. Atau berarti hidup menjadi lebah itu untung-untungan dalam takdir dilahirkan sebagai pekerja atau sebagai ratu. Ya, hampir kayak takdir manusia ditakdirkan lahir menjadi seorang perempuan atau seorang laki-laki. Dan apakah lebah melakukan pembuahan, kalau nggak salah teman saya pernah bilang kalo nggak ada yang namanya lebah jantan. Tentang kerajaan serangga ini saya belum sempat mencari tau. Nantilah, saya publish kalau sudah menemukan jawabannya. Yang punya jawaban boleh juga kok, meninggalkan comment..

Lalu ketika saya membaca salah satu bukunya Sujiwo Tejo, Republik Jancukers, yang memang dibawakan dengan lumayan humoris.  Saya jadi teringat akan sebuah obrolan dengan salah satu keluarga saya. Jadi waktu itu saya sedang berada di ruang makan dan memang ada tisu gulung di sana. Kemudian om saya bilang, “Din, ini kan tisu toilet, kok ditaruh di sini? Hiii..”

Saya pun membela diri, “Tapi belum pernah dipake di kamar mandi kok om, itu tisu baru beli jadi ya nggak papa di taruh di sini.”

“Yaudah kalo gitu, kamu beli gayung baru aja trus dijadikan wadah sayur di taruh di meja makanmu. Gimana? kan juga belum pernah dipake.”
Hmmmmm -_-

Dan berbagai kekonyolan lainnya..

1 comment:

  1. hahahaa baru sadar dieny nge-follow. dan postinganini lucu diin, kamu banget. orang yang tiba2 apa2 ditanyain dan pertanyaannya (sory) konyol, kayak di postingan ini. ahhaaa :p salam blogger!

    ReplyDelete