Thursday 31 January 2013

It's about Leisure Time


Tentang sebuah hobi yang mulai meluntur.

Everything is change. Sampai sekarang apabila ditanya mengenai hobi, saya masih menjawab bahwa hobi saya adalah membaca buku, travelling –naik gunung termasuk di dalamnya, menonton film, dan menulis. Padahal itu semua rasanya sudah tak terlalu relevan. Saya masih sanggup melahap buku-buku tebal sejenis bukunya Dan Brown, The Lost Symbol, novel fiksi imajinatif seperti The Secrets of Immortal Nicholas Flamel, dan juga novel Indonesia karya Dee. Tapi rasanya tak sebergairah dulu.  Entah kenapa. Mungkin karena pilihan bukunya yang nggak tepat, atau mungkin pilihan waktunya, atau mungkin selera dan minat saya sendiri yang sudah beralih. Dulu membaca novel Harry Potter benar-benar membuat saya addict, nggak bisa berenti.

Mengenai naik gunung, entah, sepertinya saya kehilangan keberanian untuk mendaki gunung. Seolah tiba-tiba ada yang membangunkan dan membuka mata saya bahwa sebenarnya berada di alam liar itu mengerikan. Selama ini saya selalu merasa baik-baik saja, tidak pernah mendapat gangguan dari pihak-pihak penjaga gunung –you know what I mean. Dan well yeah, mungkin saja ini merupakan akumulasi dari semua pengalaman enggak ngenakin yang teredam. Selama ini selalu terjadi pengalaman yang awalnya bisa ditolerir: nyaris kena hipotermia gara2 badai plus nggak bawa perlengkapan safety di Merapi, jatuh guling2 di Ungaran sampe matahin kacamata, Nyasar di Lawu –oh yeah, padahal Lawu jalurnya sejelas itu, jatuh terjerembab gara2 kesandung  batang pohon raksasa yang melintang di Argopuro, dan terakhir dan mungkin yang terparah yaitu nyasar dan nyaris kehabisan logistik di Tambora.

Kemudian tentang film, masih suka banget sih. Tapi kalo dulu yang saya maksud menonton film itu bukan hanya menonton, tertawa, menangis, lalu melupakannya setelah selesai. Bukan itu, yang saya maksud adalah menyerap inspirasi dari film tersebut, entah pesan moral, sudut pandang salah satu tokohnya, karakter tokoh yang unik, menambah daftar tempat-tempat bagus yang harus saya kunjungi, memperluas wawasan atau hanya sekadar sebagai hiburan. Beberapa film yang sempat menginspirasi saya kebanyakan dorama jepang: Hanakimi no Kimitachi e, Buzzer Beat, dan juga dorama korea Dream High yang selau mengingatkan untuk terus berjuang dan pantang menyerah. Kemudian ada Nobuta wo produce yang bercerita tentang persahabatan. Film barat ada Writer Freedom, Easy A, dan lain-lain. Banyak deh pokoknya.

Tapi sekarang, rasanya menonton film hanya begini-begini saja.
Disisi lain, saya mulai kehilangan kemampuan menulis, mungkin karena udah kelamaan vakum nggak nulis diary. Tapi benar-benar terpaku melihat selembar kertas kosong, bahkan waktu kemaren diminta bikin artikel sebagai ujian take home. Kalo ada istilah speechless untuk jari yang tak mau bergerak mengetik apapun itu, nah begitulah kondisinya.

Lalu, sebenarnya apa hobi saya sekarang?

Well, saya akui saya memang seorang yang termasuk past oriented. Sulit buat move on kalo kata orang. Tapi hobi itu kan pilihan dan selera selalu bergerak secara dinamis, nggak selamanya kita harus terpaku pada kegiatan yang itu-itu saja. Jadi kenapa melihat ini sebagai masalah. Toh saya bisa saja mencari hobi baru atau menumbuhkan kembali passion yang hilang itu.


Jangan takut pada selembar kertas kosong,

Karena justru di sana kamu bebas memanjakan imajinasimu..


No comments:

Post a Comment