Monday 28 January 2013

Bandung

Mungkin semester 3 merupakan puncak kejenuhan dunia perkuliahan, especially bagi teman-teman di jurusan dan angkatan saya. Terbukti dari semua rencana liburan yang telah disusun jauh-jauh hari, bahkan sebelum ujian selesai. Ada yang ngajakin naik Merbabu, belasan anak berencana liburan bareng ke Bali, ada juga yang mau backpacker-an ke Lombok, main-main ke Malang, dan tak terkecuali saya bersama beberapa teman memutuskan untuk sekadar menengok Bandung: Stasiun Bandung, kawah putih ciwidey, situpatengan, perkebunan teh, cibaduyut, transstudio, ciwalk mall, sepanjang cihampelas, gelanggang generasi pemuda bandung, FO di sepanjang jalan riau, pasar baru, kartika sari, dan akhirnya stasiun kiara condong..

Dan sebuah insiden yang mengawali perjalanan kami.

“Maaf mas, boleh minta tukeran tempat duduk?”

Saya dan salah satu teman saya memang terpisah gerbong kereta lantaran tidak bersamaan saat membeli tiket kereta. Dan saya pun langsung menodong seorang lelaki berwajah oriental –cukup oriental sampai saya sangka merupakan warga lokal– begitu tiba di tempat duduk kami dalam kereta.

Can you speak English?”

Taraaa, kamipun saling berpandangan, speechless. Sambil terbata mencoba menjelaskan maksud kami “eh..emm.. would you please.. emm.. switch your seat with my friend in.. gerbong two..?”

Dan yang ditanya terlihat kebingungan dan justru melihat jam tangannya, “what?”
Aah, apa sih bahasa inggrisnya gerbong? Dan untungnya si mas yang ternyata bukan orang lokal itu cukup mengerti. Hahaa, baru kerasa kalo ga bisa bahasa inggris.

Kami memulai aktivitas pagi itu di Bandung dengan mandi dan bebenah di Stasiun Bandung, mengingat kami datang menggunakan kereta malam. Stasiun Bandung tergolong cukup bagus, dengan mushola dan toilet yang bersih dan terawat. Selanjutnya kami langsung menuju kawah putih dan situpatengan dengan mobil yang sudah kami sewa jauh-jauh hari.

Kami cukup beruntung menginap di pusat kota, hanya berjarak beberapa bangunan dari BIP di daerah Dago. Kami menginap di Gelanggang Generasi Pemuda Bandung. Sesekali kami suka membandingkan dan mencari kemiripan suasana suatu jalan di Bandung dengan suasana jalan-jalan di kota kami, Yogyakarta.haha. Ternyata ada juga citra jalan yang terasa hampir mirip, seperti misalnya kami sepakat berada di jalan di barat perempatan utara BIP terasa seperti berada di jalan Abu bakar ali di barat Kridosono.hahaa

Hari berikutnya, kami menuju BSM dengan naik angkot. Oh iya, hal yang menarik saya dari Kota Bandung adalah tersedianya angkot hingga 24jam dan karena jumlahnya yang banyak, kami tak perlu takut menunggu lama apabila ketinggalan yang satu. Dan tarif yang menyesuaikan jarak yang ditempuh, dengan kesadaran moral penumpangnya untuk menyesuaikan dengan lokasi yang dituju, antara 1500 rupiah hingga paling jauh 3000 rupiah. Kata teman saya yang asli Bandung, disini justru angkot yang mencari penumpang, bukan sebaliknya. Dan juga mbak mbak yang naik angkot tetep kece, dengan wedges dan kostum yang bisa dibilang fashionable. Hmm.


Trans Studio Mall

Ada yang unik dari tempat ini, Bandung. Setiap memesan menu makan tanpa memesan minum, maka otomatis akan diberi segelas teh tawar gratis. Saya yang pada awalnya tak terbiasa minum teh tawar menjadi terbiasa, not too bad. Kami tak lupa menyempatkan diri untuk mencicipi masakan Ampera, Laksana, dan Puja Sera di seberang penginapan kami yang terkenal sebagai pusat kuliner itu.

Sebelum pulang kami memutuskan untuk berpencar menuju tempat yang masing-masing ingin kami kunjungi, mengingat waktu yang terbatas karena kami harus pulang malam itu juga dengan kereta yang tiketnya sudah terbeli sebelum kami tiba di Bandung. Saya yang tidak termasuk gila belanja memutuskan menghabiskan sore itu melihat-lihat buku baru di Gramedia seberang BIP, dua orang teman saya memburu barang di sebuah FO The Secrets, dan sisanya jalan-jalan di BIP. Kebetulan saat itu sedang digelar Festival Clothes di serambi mall tersebut.

Menghabiskan uang? Sudah pasti, tapi saya tidak menyesal akan perjalanan ini. Karena waktu dan kesempatan tak akan pernah terbeli :)

Mungkin saja setelah saya bekerja, saya memiliki cukup uang untuk berkeliling dunia, tapi mungkin saja saat itu saya teramat sangat sibuk sehingga tak bisa melakukan perjalanan apapun. Atau seandainyapun ada dana, waktu, dan juga kesehatan, belum tentu saya mendapat teman2 yang bersedia bersama-sama saya menyusun ittenarary untuk perjalanan itu. Intinya menurut saya uang selalu bisa dicari, pengalaman belum tentu.
Selamat berlibur :)

Bermain main di kebun teh. alay.haha :)



No comments:

Post a Comment