Monday 31 January 2011

About a Dream. Yes, Mine.

Di suatu masa kehidupan saya, saya pernah bermimpi menjadi seorang psikiater.
Kenapa saya ingin menjadi seorang psikiater?

Jawabannya, karena saya ingin tak hanya bisa memberikan konseling pada pasien saya, tapi juga bisa memberikan resep obat untuk mengatasi gangguan fisik akibat gangguan kejiwaannya. Menurut saya, seseorang yang terkena batu ginjal atau diabetes karena stress, padahal secara fisik dia seharusnya sehat bisa terjelaskan. Mungkin karena dia sering stress, kelewat sedih atau frustasi, ada hormone tertentu yang berlebihan –mungkin adrenalin– sehingga di dalam kelebihan gula darahtrus jadi diabetes. Atau seseorang yang terlalu tegang sehingga metabolism tubuhnya teganggu menjadi merasa mules, pusing, dan keluar keringat dingin.

Pernah dengar kan kalo penyakit fisik yang muncul karena factor psikis itu banyak banget. Mereka jelas tidak hanya membutuhkan konseling, tapi juga sesuatu untuk tubuh mereka. Contohnya seorang yang mengidap bulimia atau anoreksia yang sebenarnya masalah mereka ada di psikis. Saya ingin tidak hanya sebagai konselor mereka, tapi juga seseorang yang membuatkan pola diet yang ideal untuk mereka.

Sudah cukup berbicara seolah saya mengerti tentang ini. Well yeah, it’s just my opinion.



Sunday 30 January 2011

Published Diary


Saya tidak pernah terlalu suka mengungkapkan perasaan atau pikiran melalui tulisan. Terlalu jelas, terbaca, dan blakblakan. Lebih nyaman melalui gambar atau puisi bersayap yang penuh dengan kata-kata dan alur yang ambigu. Saya lebih suka mereka menerka meraba. Bahwa di setiap goresan tangan saya mengandung pesan dari perasaan saya.

Mungkin ini yang dimaksud dengan krisis kepercayaan. Saya tidak mempercayai siapapun. Dan ini menjadi lebih sulit lagi dengan berlagak seolah saya percaya pada mereka.

Tentang semua analisis saya terhadap karakter-karakter orang, membuat saya lelah. Saya ingin berhenti membuat analisis tentang segala tingkah laku orang-orang di sekitar saya. Tapi ini seperti sesuatu yang nggak ada tombol off nya. Sometimes, make me feel not comfortable dan berujung  salah tingkah. Dan saya mati matian meyakinkan otak saya bahwa saya tak perlu mengikuti aturan-aturan saya itu, bahwa saya sebenarnya sama dengan mereka. Tidak ada yang akan memusingkan hal itu. Just enjoy your self.

Ah, sudah cukup ceritanya.