Tuesday 9 January 2018

Friendship

Suatu hari, tentor Bahasa Inggris saya mengajukan pertanyaan yang niatnya mau dipake buat menjelaskan tentang menemukan idea dalam writing: What do you think about friendship? Lalu kami sekelas harus memberikan jawaban yang berbeda. Ada yang menjawab friendship itu take and give, sharing, carrying, help each other, dan masih banyak lagi jawaban lainnya. 

Mendeskripsikan pertemanan itu rupanya cukup sulit ya. Saya sendiri bingung mendefinisikan teman itu apa. Seseorang yang selalu bersama, enggak harus. Seseorang yang saling mengerti dan memahami, belum tentu. Seseorang yang.. bahkan belum tentu orang, hewan peliharaan bisa jadi teman juga. Buku bacaan bisa jadi teman perjalanan juga. Jadi teman itu apa ya? Teman, ya teman. Apalagi sekarang ada yang namanya teman tapi gak cuma teman, macam friendzone, friends with benefit, skinship, dan entah apalagi. Ribet yak.

Friends with benefit. Well, ini sebuah frase dari budaya barat yang dulu semasa saya masih polos benar-benar saya terjemahkan secara harafiah. Saya mengartikan bahwa ini adalah sesuatu yang positif, bahwa pertemanan macam ini adalah pertemanan yang saling memberikan manfaat satu sama lain, misalnya sharing ilmu. Intinya simbiosis mutualisme lah. Saya baru tau belakangan kalau ternyata 'benefit' nya identik dengan satu itu. 

Skinship, istilah korea yang baru saya tau belakangan ini tapi udah beberapa lama melihat dan mengalami. Eits, jangan salah paham. Yang saya maksud di sini skinship versi indonesia lah. Seperti kata seorang teman, bersentuhan dengan sesama manusia itu menyenangkan. Walaupun no heart feeling, no desire, tapi sebaiknya ini jangan dicontoh ya. Wkwk

Pertemanan itu bisa kadaluwarsa kalo enggak di update. Kok bisa? Iya, bisa dong. Misalnya dulu waktu TK kita deket banget, udah soulmate banget lah, kemana-mana bareng, barang-barang kembaran, eh tapi udah hampir 20 tahun gak ketemu trus sekalinya ketemu udah canggung banget, obrolan gak ada yang nyambung, udah beda banget lah dari dulu. Nah, itu tandanya pertemanan kalian sudah kadaluwarsa. Menjaga pertemanan agar gak kadaluwarsa sebenernya cukup simple sih, keep kontak aja atau silaturahmi.

Dengan selalu keep kontak, masing-masing bakal tau kabar terbaru sang teman. Informasi itu tentunya bisa menjadi base memulai obrolan hingga menjadi topik obrolan yang asyik. Efeknya kalo pertemanan sampe kadaluwarsa, salah satu dari kalian akan merasa cuma dihubungi kalo lagi butuh aja. Gak enak kan, kayak begitu.

So, udah seberapa banyak pertemananmu yang kadaluwarsa? Tapi tenang aja, gak semua yang kadaluwarsa harus dibuang. Pertemanan kita masih bisa diselamatkan kok. Mari keep kontak setiap hari, mari mengupdate pertemanan agar tak merugi.

Btw ini ada satu gambar bagus dari Barbitch nya Sagita Suryoputri. Well, setuju banget sama diagram satu ini.





No comments:

Post a Comment