Tuesday 23 February 2016

Betapa Susahnya Mencari Sekaligus Bersembunyi

Hal ini terjadi saat saya ingin mendatangi teman-teman saya di wisuda kampus saya, periode Februari ini.

Sebenarnya saya agak agak takut kalau apa yg terjadi di wisuda periode November lalu kembali terulang. Well, saya menangis di hari semua orang bersuka cita. Dan saya menangis tepat dimana ada begitu banyak orang yg mungkin saya kenal sedang berada di tempat yg sama: GSP UGM. Wow! Kombinasi berbagai hal yg terjadi tepat sebelum saya datang ke gsp membuat air mata saya tak terbendung, jatuh tepat dimana tidak seharusnya jatuh.

Kalau di wisuda Agustus dan November lalu saya menemukan begitu banyak orang yg saya kenal, baik sengaja maupun tak sengaja. Di wisuda Februari ini rasanya begitu sepi. Sepanjang perjalanan menerobos gerombolan manusia rasanya saya tak jua menemukan satu yg dikenal.

Padahal saya sudah menyiapkan sesuatu untuk 12 teman jurusan dan 3 teman mapala saya, juga 2 bingkisan cantik untuk teman KKN saya yg hari itu diwisuda.

Saya justru berseliweran dengan mereka yg tidak ingin saya temui, teman-teman dari masa lampau yg tidak pernah saya sapa maupun menyapa saya. Kemana orang-orang yg ingin saya temui, mengapa yg muncul justru mereka yg sedang tidak ingin saya temui?

Ah elah.

Adapun alasan saya tidak ingin bertemu dengan orang-orang tertentu dari masa lalu karena mereka selalu menyakan perkembangan yg terjadi selama kita tak bersama. Padahal toh saya tak berkembang ke arah manapun.

Jadi saya sebisa mungkin menghindari mereka yg tidak ingin saya temui, sembari mencari mereka yg ingin saya temui.

Tapi ini rasanya seperti ketika kita ingin menjadi diri sendiri dan berkeluh kesah kepada seorang teman dekat, tapi pada saat yg bersamaan hadir pula teman yg tak terlalu dekat dimana kita ingin berpura-pura kepada seluruh dunia bahwa kita sedang baik-baik saja.

Ah, lelah.

No comments:

Post a Comment