Thursday 9 August 2012

Rumah Panggung Sumbawa


Indonesia memiliki keberagaman suku bangsa yang tersebar dari Sabang hingga ujung Merauke. Tak heran setiap daerah memiliki jenis rumah adat yang berbeda pula. Rumah adat di daerah Nusa Tenggara Barat bernama Dalam Loka Samawa, atau yang sering disebut Istana Dalam Loka. 

Rumah Panggung di Sumbawa 

Penduduk Sumbawa bersifat heterogen, ada suku Sasak dari Lombok, suku Bima, dan juga kaum pendatang dari Bali. Sehingga rumah-rumah yang ada di Sumbawa terkadang merupakan perpaduan diantaranya. Misalnya rumah yang banyak dijumpai di desa Calabai, kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat kebanyakan merupakan perpaduan antara rumah panggung suku Bima dengan rumah panggung milik suku Bugis. Perbedaannya rumah Bugis biasanya memiliki bentuk yang lebih rapi dan jumlah anak tangga yang lebih banyak. Konon, menurut cerita, suku Bima dan suku Bugis memilki nenek moyang yang sama. Kasultanan Gowa dengan kasultanan Bima pernah melakukan perkawinan silang dan sejak saat itu mereka menjalin hubungan kekerabatan.

Selain itu, bentuk perpaduan rumah adat juga dapat terlihat dari adanya saung yang digunakan untuk tempat santai dan berkumpul di hampir di setiap rumah panggung. Saung ini merupakan adaptasi dari rumah-rumah suku sasak Lombok yang memang biasanya memiliki saung beratapkan alang-alang. 

Sejarah Rumah Panggung 

Menurut cerita, pada awalnya rumah panggung tersebut dibangun karena masyarakat setempat umumnya hidup dan bertempat tinggal di sekitar pantai. Sehingga untuk menghindari gelombang air laut, dibutuhkan rumah tempat tinggal yang lantai dasarnya tidak langsung menempel ke tanah. 

Bentuk Rumah Panggung 

Rumah panggung disini berbentuk panggung, atau lantai dasar rumah yang tidak langsung menempel pada permukaan tanah, tapi dibatasi oleh batu pipih yang gunanya sebagai alas pondasi antara tanah dan kayu-kayu sebagai pondasi. Jumlah anak tangganya bervariasi, tetapi rata-rata berjumlah lima anak tangga. Sedangkan kolong rumah panggung ini digunakan sebagai tempat penyimpanan kelapa.

Rumah panggung ini terbuat dari kayu dua banga yang banyak terdapat di hutan-hutan di pulau sumbawa. Setiap rumah kurang lebih membutuhkan 3-4 kubik kayu, tetapi bervariasi sesuai ukuran rumah yang akan dibangun juga. Sedangkan harga perkubik kayu saat ini mencapai satu jutaan. Padahal sewaktu PT Vener Indonesia, yang bergerak dibidang penebangan kayu, masih berjaya, harga perkubiknya hanya sekitar 300-400 ribu rupiah.

Salah satu penyebab masyarakat beralih dari rumah panggung ke rumah biasa adalah semakin sulitnya mendapatkan kayu karena meningkatnya harga kayu. Rata-rata masyarakat yang memiliki rumah panggung adalah mantan pegawai PT Vener Indonesia. Saat ini PT Vener Indonesia telah ditutup seiring dengan pesatnya illegal logging dan merasa kalah bersaing mengingat masih rendahnya kepedulian pemerintah dalam menegakkan regulasi mengenai hal ini.


Kelebihan Rumah Panggung

1. Konstruksi rumah panggung lebih tahan gempa.

2. Karena dasar bangunan tidak langsung menempel ke permukaan tanah, maka dapat menjaga daerah resapan air dan mengurangi kerusakan akibat pondasi.

3. Karena rumah panggung terletak di atas, rumah ini cenderung lebih aman dari banjir.

4. Kolong rumah panggung dapat dijadikan sebagai tempat memelihara ternak dan gudang penyimpanan, misalnya menyimpan hasil panen kelapa.

5. Dapat memandikan jenazah di dalam rumah, karena airnya akan langsung turun ke tanah melalui celah-celah lantai kayu.


 

Rumah Panggung Pak Kadus Sigi




No comments:

Post a Comment