Saat saya masih kanak-kanak, saya merasa kerap sekali
ditanamkan nilai-nilai untuk tidak pilih-pilih dalam berteman, akan tetapi
semakin kesini saya justru merasa nilai-nilai itu bergeser dan kita diminta
berteman dengan orang-orang tertentu saja untuk menghindari yang orang katakan
sebagai salah pergaulan.
Melihat berita akhir-akhir ini, mengenai artis dan anak
pejabat yang mengkonsumsi salah satu obat-obatan yang digolongkan sebagai
narkotika. Juga mengenai anak pejabat yang terlibat kecelakaan karena kabarnya
menyetir saat masih dalam pengaruh minuman beralkohol. Juga mengenai sex bebas
yang dilakukan beberapa artis.
Saya kembali bertanya-tanya, sebenarnya mengapa minuman
beralkohol dilegalkan penggunaannya di Indonesia sementara penggunaan cannabis
sativa tidaklah legal, walaupun penggunaan minuman beralkohol juga terbatas
pada tempat-tempat tertentu. Kesannya pihak yang berwenang mengambil keputusan
secara setengah-setengah, nanggung. Maaf saya hanya menyoroti hal ini secara
sepihak dari satu sisi, saya paham pasti ada banyak pertimbangan dalam
memutuskan hal ini. Seperti masalah politik –mungkin saja Aceh akan merdeka
apabila cannabis sativa dilegalkan di Indonesia, dan tak lupa kaitannya dari
segi kesehatan dan juga agama. Selalu controversial.
Mungkin karena saya pernah memiliki teman yang cukup dekat
yang pernah mengkonsumsi kedua hal tersebut , sehingga membuat saya sedikit
terbiasa dan lupa bahwa dalam budaya masyarakat kita, masyarakat timur, hal ini
masih tergolong amoral dan dianggap tabu.
Lantas, apakah sekarang saya termasuk salah pergaulan? Toh saya tidak ikut terjerumus menggunakan barang-barang tersebut. Dan mengingat prinsip yang sering ditekankan saat saya menerima penyuluhan mengenai HIV dan AIDS, “Jangan jauhi orangnya, jauhi virusnya”
Slogan ini membuat saya mau tak mau berpikir bahwa tidak
sepantasnya saya justru menjauhi seseorang
karena dia adalah pemakai. Yang harus saya jauhi kan barang-barang
haramnya, bukan konsumennya. Saya tidak sedang berbicara hal ini dari segi
agama, dimana tak ada celah untuk menghindar. Toh saya juga selalu berusaha
menarik keluar teman saya dari jerat itu.
Nah, pada intinya saya hanya ingin menyampaikan bahwa
semuanya kembali kepada diri kita sendiri. Menurut saya tak ada yang namanya
salah pergaulan, yang ada hanyalah
ketidakmampuan memproteksi diri. Tak masalah berkawan dengan siapa saja
asalkan kita bisa menjaga diri –menyerap yang baik, menyaring yang kurang baik,
dan siapa tahu justru kita dapat memperbaiki orang lain :)
No comments:
Post a Comment